LPM STIABI DAN ITB RIYADLUL ULUM SOSIALISASIKAN STANDAR PEMBELAJARAN BLANDED MENUJU UNIVERSITAS RIYADLUL ULUM

Ditulis oleh: Administrator 2025-03-16 08:40:17

 

Tasikmalaya, 13 Maret 2025 – Dalam menghadapi era digitalisasi pendidikan, Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Perguruan Tinggi ITB Riyadlul Ulum dan STIAB Riyadlul Ulum terus berinovasi guna meningkatkan efektivitas pembelajaran. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan mensosialisasikan standar pembelajaran blended learning, yang mengkombinasikan metode sinkronus (real-time) dan asinkronus (fleksibel) guna menciptakan sistem pembelajaran yang lebih adaptif dan efisien.

Sosialisasi ini disampaikan dalam Rapat Kamisan oleh Al-Ustadz Dr. Ashary Ramdhani, ST., S.Pd.I., M.Pd., yang menekankan bahwa untuk menuju Universitas Riyadlul Ulum, sebagai perguruan tinggi berbasis pesantren, harus mampu mengadopsi teknologi digital tanpa menghilangkan nilai-nilai kepesantrenan. Dalam presentasinya, beliau menegaskan bahwa pembelajaran blended learning adalah solusi yang dapat meningkatkan fleksibilitas akademik sekaligus menjaga interaksi aktif antara dosen dan mahasiswa.

Blended Learning Sebagai Solusi Pendidikan Modern

Dalam sistem pendidikan tinggi, model blended learning telah terbukti memberikan dampak positif terhadap efektivitas pembelajaran. Salah satu inspirasi dalam pengembangan sistem ini adalah Platform Merdeka Mengajar (PMM), yang dikenal karena kemampuannya dalam meningkatkan kompetensi tenaga pendidik, fleksibilitas pembelajaran, serta efektivitas evaluasi akademik.

Dr. Ashary Ramdhani menjelaskan bahwa akan mengadopsi sistem akademik berbasis PMM dengan lima tujuan utama:

1️. Meningkatkan Aksesibilitas dan Fleksibilitas Pembelajaran

Salah satu tantangan utama dalam pendidikan tinggi adalah keterbatasan akses terhadap materi ajar. Dengan penerapan blended learning, mahasiswa memiliki kebebasan untuk mengakses materi kuliah kapan saja dan di mana saja melalui platform digital yang disediakan oleh universitas. Model ini memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa untuk belajar sesuai dengan ritme dan kebutuhan masing-masing, tanpa terikat oleh keterbatasan ruang dan waktu.

Sistem ini memungkinkan mahasiswa untuk tidak hanya mengakses materi perkuliahan, tetapi juga berpartisipasi dalam diskusi akademik, mengerjakan tugas, serta mengikuti ujian dan penilaian secara lebih fleksibel. Selain itu, fitur pembelajaran daring memungkinkan mahasiswa mengulang materi yang dirasa sulit hingga benar-benar memahaminya. Interaksi antara dosen dan mahasiswa pun tetap terjaga melalui forum daring dan sesi diskusi virtual, menciptakan pengalaman belajar yang tetap dinamis meskipun berbasis digital. Dengan pendekatan ini, terus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan adaptif, memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tanpa menghilangkan esensi pendidikan yang bermutu.

2️. Optimalisasi Pembelajaran Blended dengan Teknologi Digital

Di era transformasi digital, blended learning menghadirkan perpaduan optimal antara kuliah tatap muka dan pembelajaran daring, menciptakan pengalaman belajar yang lebih fleksibel, dinamis, dan interaktif. Metode ini memungkinkan mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan dosen, berdiskusi secara mendalam, serta tetap memiliki akses luas ke sumber belajar digital yang mendukung pemahaman mereka.

Dengan integrasi teknologi dalam proses pembelajaran, mahasiswa tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kolaboratif, serta kemandirian dalam belajar. Teknologi digital membuka peluang lebih besar bagi mahasiswa untuk mengakses materi secara mandiri, berlatih melalui simulasi interaktif, serta memanfaatkan platform pembelajaran yang memungkinkan eksplorasi lebih dalam terhadap setiap topik. Penerapan blended learning yang optimal akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih adaptif, menjawab tantangan pendidikan modern, sekaligus meningkatkan efektivitas interaksi antara dosen dan mahasiswa dalam membangun pemahaman yang lebih mendalam.

3️. Peningkatan Efisiensi Administrasi Akademik

Penerapan sistem informasi akademik berbasis digital membawa perubahan signifikan dalam pengelolaan administrasi perguruan tinggi. Proses seperti pemantauan progres akademik mahasiswa, serta penilaian akademik dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat, dan akurat. Salah satu keunggulan utama dari sistem ini adalah fitur pemantauan progres akademik secara real-time, yang memungkinkan mahasiswa untuk mengakses informasi akademik mereka kapan saja.

Tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan juga merasakan dampak positif dari digitalisasi administrasi akademik. Penilaian akademik yang sebelumnya dilakukan secara manual dapat diproses secara otomatis, sehingga mengurangi risiko kesalahan input dan mempercepat rekapitulasi nilai. Selain itu, sistem ini juga membantu dosen dalam memantau perkembangan mahasiswa secara lebih sistematis, memungkinkan adanya intervensi yang lebih tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan implementasi sistem berbasis data ini, dapat mengoptimalkan pengelolaan akademik secara lebih efisien, meningkatkan transparansi, serta menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih modern dan terintegrasi.

4️. Evaluasi Berbasis Data untuk Pengembangan Kurikulum

Di era digital, pengambilan keputusan berbasis data menjadi faktor kunci dalam meningkatkan kualitas pendidikan dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data akademik secara real-time, guna memastikan kurikulum yang diterapkan tetap relevan, adaptif, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa serta perkembangan zaman.

Dengan sistem ini, universitas dapat memetakan tren pembelajaran, mengidentifikasi tantangan akademik, serta mengevaluasi efektivitas metode pengajaran yang digunakan oleh dosen. Data yang dikumpulkan mencakup partisipasi mahasiswa dalam kelas daring dan luring, tingkat pemahaman materi, pola interaksi dengan dosen, hingga hasil evaluasi akademik.

Pendekatan ini memungkinkan universitas untuk melakukan penyesuaian kurikulum berdasarkan bukti nyata, bukan sekadar asumsi, sehingga setiap kebijakan akademik yang diterapkan benar-benar didasarkan pada kebutuhan nyata di lapangan. Dengan demikian, dapat terus mencetak lulusan yang siap menghadapi tantangan dunia kerja dan masyarakat global, tanpa meninggalkan identitas keilmuan berbasis pesantren.

5️. Meningkatkan Kompetensi Dosen dan Mahasiswa dalam Pemanfaatan Teknologi

Transformasi digital dalam dunia pendidikan bukan sekadar tren, tetapi telah menjadi kebutuhan mendasar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Blended learning tidak hanya memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa dalam mengakses materi, tetapi juga menjadi katalis bagi dosen untuk lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi.

Di era digital, peran dosen sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Penggunaan Learning Management System (LMS), media interaktif, serta berbagai platform digital lainnya memungkinkan dosen menciptakan pengalaman belajar yang lebih dinamis, interaktif, dan inovatif.

Bagi mahasiswa, penguasaan teknologi pendidikan menjadi keterampilan fundamental yang akan mendukung kesiapan mereka di dunia profesional. Dengan sistem pembelajaran berbasis digital, mahasiswa dapat lebih mandiri dalam mengeksplorasi materi, mengembangkan keterampilan berpikir kritis, serta meningkatkan soft skills, seperti komunikasi virtual dan manajemen waktu dalam lingkungan digital.

Selain itu, penerapan teknologi dalam pembelajaran juga memudahkan evaluasi akademik berbasis data. Dosen dapat menganalisis perkembangan mahasiswa secara real-time, memberikan umpan balik yang lebih cepat, serta menyesuaikan strategi pengajaran agar lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu. Dengan inovasi ini, akan terus berkomitmen menciptakan ekosistem akademik yang lebih inklusif dan berbasis teknologi, sejalan dengan nilai-nilai kepesantrenan serta tuntutan dunia pendidikan modern.

Antusiasme dan Harapan ke Depan

Sosialisasi ini mendapat respon positif dari para peserta rapat. Sejumlah dosen dan tenaga kependidikan menyatakan kesiapan mereka untuk beradaptasi dengan sistem pembelajaran yang lebih fleksibel dan berbasis teknologi.

Implementasi ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan, serta mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga memiliki kompetensi digital yang kuat. Dengan langkah strategis ini,  berkomitmen untuk terus mengembangkan sistem akademik berbasis digital tanpa meninggalkan nilai-nilai pesantren yang menjadi identitas khas institusi. Transformasi pendidikan berbasis digital di lingkungan pesantren bukan hanya kebutuhan, tetapi juga langkah strategis untuk memastikan keberlanjutan mutu akademik di era modern.